Senin, 17 Oktober 2011

Bee / FF/ MinSun Story/ Part 1

 Title:      Bee
Cast:      Lee Min Ho aka Lim Chun
                Koo Hye Sun aka Hyun Bee
                IU aka Lim eun
                Ect…..
Genre:  Romance
Rating: -------
Author: Leedine aka Dinie Isnaeni
               

Ini adalah FF yang kesekian kalinya dengan judul baru dan cerita baru. Idenya saya dapat saat melihat beberapa foto temannya teman saya. Ekhem…. (^_^). Dan FF ini saya hadiahkan buat temen saya itu, semoga kamu senang dengan FF ini. Saya pinjem Marga, dan nama samaran kalian dulu ya!! hehehehehhehehe….


Untuk para readers setia saya, selamat menikmati!! (kue x ah hahaha). Semoga bisa jadi VitaMinSun juga!! Dikala banyak virus merambah hati para MS Famz… #amen


Cerita ini hanya FIKSI semata. Apabila ada kesamaan nama, tempat, cerita,dll. Semua itu tidak disengaja.


Tanpa panjang lebar kita mulai aja yuks!!!

Silent!!!
(^x^) >>>><<<<<<



PART  1


Tubuh tinggi putih, dengan rambut hitam poni menyamping. Pria imut bermata sipit siap pergi ke kampus dengan kacamata hitam dan tas selempang. Kakinya melangkah penuh kepastian menuju mobil putih kesanyangannya. Bak pangeran berkuda putih, senyum manis dengan wajah tampan, dia mampuh membantai wanita tuk takluk di hadapannya. Kaya, tampan, pintar, imut, senyum mempesona, mapan, sopan hampir menyambet gelar sarjana. Apa lagi yang kurang???

Lim Chun, Pria keturunan China yang kini tinggal di Seoul, Korea. Sudah menjadi primadona. Dia bukan artis ataupun pewaris tunggal perusaahan no. 1 di Korea. Tapi dia juga bukan orang miskin, bisa disebut dia adalah anak dari kalangan atas, dengan uang mempuni dengan keluarga yang mengolah bisnis di bidang fashion dan kuliner Jepang.

Mobil itu terparkir didepan fakultas Hukum, Hari ini dia akan mengadakan bimbingan skripsi dengan dosennya. Tangannya membanting pintu, para yeoja berteriak histeris saat dia berjalan melewati mereka, ada juga yang hanya acuh melihatanya. Gadis tinggi semapai dangan rok mini dan jas warna putih, tas manis warna sepadan dan rambut cokelat terurai menghampiri Lim. Memeluknya dan mencium kilat pipi manis nan putih Lim.

 “Kenapa kau lama sekali?”

“Ada sedikit masalah di rumah. Sedang apa kamu di kampus ku? Apa kau kuliah di sini juga?”

 “Ah, anyeo…. ^_^ hanya rindu padamu saja. Sore ini aku harus terbang ke Paris jadi, aku sempatkan dulu bertemu denganmu”

“mmm… begitu, tapi aku harus bertemu dosenku dulu. Bagaimana?”

“ah… kau ini. Aku udah menunggu 2 jam di sini” wajahnya cemberut dengan tangan melipat di dada.

“siapa suruh nuggu di sini? Kan aku ga tahu”

“LIM……..”

“iya… iya… kalu begitu kapan kamu libur?”

“mmmmm……”  mata bulatnya kini bergeliat kebingungan, telunjuk jenjangnya bermain mesra di bibir tipis merah jambu yang merona itu.

“Sepertinya rabu depan aku tidak ada penerbangan. Bagaimana?” susulnya dengan senyum manis.

“Oke, kalau begitu kita ke Bangkok rabu depan.  Aku pergi dulu ya. sampai jumpa minggu depan bye…” kecupan mersa diberikan Lim pada wanita itu.


$%$#$@!@%^&*((^

Hujan datang lagi kali ini, berharap sang mentari kan datang tuk membawa pelangi menghiasi langit yang berubah menjadi biru. Seseorang duduk manis diantara bangku yang kosong, dengan tiap meja yang terisi penuh makanan dan juga satu gelas cokelat panas yang mengepul dari wadahnya. Menatap lekat monitor laptop berukuran 21in. Rambut yang di ikat serta poni khas menutupi sebagian frame kaca matanya, sesekali dia meneguk cokelat itu dan kembali mengutak atik laptopnya. Tak lama berselang ponselnya bergetar, seseorang menelepon. Wajahnya berubah serius.

“Ne, ada apa??”

“Bee, bisakah kau datang ke rumahku sekarang!” uajar pria dari balik teleponnya.

“aku tidak bisa.”

“ayo lah bee, tolong aku sekali ini saja!” suaranya berubah getir memelas.

“sekali saja? Heh… sudah keberapa kalinya kau meminta bantuanku hah? Jangan harap aku akan datang ke rumahmu dan menyelesaikan urusanmu lagi. Aku sudah bosan dengan kelakuanmu itu. Dan camkan dalam otakmu yang sudah hilang akal itu! aku sudah tidak ada hubungannya lagi denganmu jadi, jangan hubungi aku! Tut..tut..tut” dengan cepat tangan Bee menekan tombol pemutus telepon.

Kini nafasnya memburu, seolah menahan amarah yang sudah memucak hingga ubun-unbun. Dengan mata yang getir dia meraih gelasnya dan kembali meneguk minuman itu dengan cepat “dasar pria jalang.. cih..” grutunya penuh kebencian.


@!#$$%^&*()@

“kaka….. kakak……. Ayo keluar sebentar!! Temui para fansmu sana! Aku sudah bosan melihat dan mendengar mereka berteriak tak karuan di depan rumah. Di kira ini tempat orasi apa? Kaka….” Teriak eun adik Lim dari lantai bawah.

Lim datang dengan wajah setengah sadar, dengan kaos dalam warna hitam dan boxer hijau dia menuruni anak tangga.

“Mereka itu benar-benar ya.” ujar Lim sambil menggaruk kepalanya.

“Iya benar-benar mengganggu. Dari mana juga dia punya alamat rumah kita? Apa kita harus pindah rumah lagi? Aku bosan gunta ganti tempat tinggal. T.T” eun terlihat menekuk wajanya yang manis.

Lim menghela nafas, mempersiapkan sekotak senyuman untuk para fans di luar.

“Annyeong….. (^_^)/” sapanya usai membuka pintu.

“ah…. Lim oppa.. annyeong… apa kabar oppa? Ah oppa kamu cute banget.. ah… oppa so sexy pake boxer gitu.. ah…” suara suara itu saling menyusul tak henti dengan nada tak mau kalah.

Lim hanya tersenyum ramah. Pria ini memang terkenal ramah pada setiap orang, tak pernah menganggap dirinya sempurna dan tidak mau dikatakan sempurna. Jika ada yang berkata demikian maka dia akan membalas “kesempurnaan hanya milik tuhan” di susul dengan senyum khasnya.

Banyak kado yang dia terima, dari mulai cokelat, boneka, jam tangan, aksessoris, parfume, baju, dll. Dengan tangan penuh hadiah dia berjalan terkekeh menuju ruang tamu. Kemudian meletakan semua hadiah itu di atas meja dekat tv.

“Hadiah lagi ya ka??? Wah, kalau dipikir-pikir lumayan juga ya ka? Kita jual aja barang-barangnya di distro aku. Kita pilih yang bermerek aja buat di jual”. Celoteh eun sambil melihat-lihat barang bawaan kakaknya.

“kau ini dasar otak tukang jualan. Hahahhaha….” Balas Lim.

“Dari pada mubajir ga kepake?? Barang kakak udah terlalu banyak, mau di taro dimana lagi coba??”

“iya juga ya…. eh de, rabu depan kakak mau pergi ke Bangkok ya. kamu di sini saja, kan sekolah. Lain kali kamu ikut oke!!” Lim merayu eun dengan jurusnya.

“heh???? Ke Bangkok??? Bulan lalu kakak kan habis dari bangkok, pasti gara-gara wanita itu kan?” eun menatap curiga.

“iya, dia kan pacar kakak..”

“ngapain ke bangkok? Kenapa ga ke hawai??” tanya eun lagi.

“pilih yang murah.. hahhaha…” Lim berulah dengan leluconnya, untuk menghilangkan rasa sedih adiknya.

Lim dan adiknya tinggal bersama. Mereka hanya berdua di Korea, sementara orang tuanya tinggal di China. Keakraban terjalin begitu dekat terlebih usia yang tak terpaut jauh membuat mereka tanpa sekat. Kadang menjadi teman, orang tua, kekasih (?) , dan juga pastinya kakak adik.

TBC  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar