PEMILIHAN
METODE MENGAJAR DALAM RANGKA INTERAKSI EDUKATIF
Metologi pembelajaran berfungsi membantu
bidang-bidang lain dalam proses pengajaran. Bersifat netral dan umum, tidak
diwarnai oleh satu bidang pung. Tetapi mengandung unsur-unsur inovatif, karena
memberikan alternatif lain yang dapat dipergunakan di kelas. Ilmu ini bersifat
luwes. Pada penggunaannya harus berdasarkan pertimbangan;
1.
Selalu
berorientasi pada tujuan;
2.
Tidak terikat
hanya pada satu alternatif saja;
3.
Kerap
dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode, serta;
4.
Kerap
dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lainnya.
A.
Metode
Belajar dan Prinsip-prinsip Belajar
Mansyur
(1991:45), mengatakan bahwa mentode mengajar berhubungan erat dengan prinsip-prinsip
belajar. Untuk mendukung pendapatnya, Mansyur meruskan rumusan;
1.
Metode Mengajar
dan Motivasi
2.
Metode Mengajar
dan Aktivitas Anak Didik
3.
Metode Mengajar
dan Perbedaan Individual
4.
Metode Mengajar
dan Umpan Balik
5.
Metode Mengajar
dan Pengalihan
6.
Metode Mengajar
dan Penyususnan Pemahaman yang logis dan Psikologis
B.
Metode
Mengajar Berdasarkan CBSA dan Keterampilan Proses
Pada
metode ini pendekatan yang dapat guru lalukan misalnya pendekatan klasikal,
kelompok, atau individual. Pendekatan klasikal lebih cenderung melibatkan
seluruh anak didik. Berbeda dengan pendekatan kelompok , anak didik dibagi ke
dalam beberapa kelompok. Jumlah anak didik dalam kelas dan jumlah anak didik
dalam kelompok di sesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan dalam pendekatan
individual, guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap anak didik
di kelas.
Sehingga
guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas, sedangkan
anak didik di berikan kesempatan untuk aktif, kreatif, dan mandiri dalam
belajar.
C.
Dasar
Pertimbangan Pemilihan Metode Mengajar
1.
Berpedoman pada
tujuan
2.
Perbedaan
individual anak didik
3.
Kemampuan guru
4.
Sifat bahan
pelajaran
5.
Situasi kelas
6.
Kelengkapan
fasilitas
7.
Kelebihan dan
kelemahan metode
D.
Pemilihan
Metode Mengajar Berdampak Langsung dan Berdampak Pengiring
Metode
mengajar berdampak langsung adalah metode yang menghasilkan hasil yang
dirasakan dalam waktu dekat. Sedangka Metode mengajar berdampak pengiring
adalah metode yang menghasilkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif
lama.
Dengan
kata lain dampak langsung adalah tujuan yang secara langsung akan dicapai
melalui pelaksannan program pengajaran yang dilaksanakan guru setelah selesai
suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif. Dampak pengiring adalah hasil
pengajaran yang tidak langsung dapat diukur dan tidak mesti dicapai ketika
berakhirnya suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif, namun hasilnya
diharapkan akan berpengaruh kepada anak didik.
E.
Macam-macam
Metode Interaksi Edukatif
1.
Metode proyek
2.
Metode
eksperimen
3.
Metode pemberian
tugas dan resitasi
4.
Metode diskusi
5.
Metode bermain
peran
6.
Metode
sosiodrama
7.
Metode
demonstrasi
8.
Metode
karyawisata
9.
Metode tanya
jawab
10.
Metode latihan
11.
Metode bercerita
12.
Metode ceramah
EVALUASI
HASIL INTERAKSI EDUKATIF
A.
Makna,
Tujuan, dan Fungsi Evaluasi
1.
Makna evaluasi
Evaluasi
adalah suatu tindakan yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan
bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun
kualitataif.
2.
Tujuan evaluasi
Tujuannya
adalah untuk memperbaiki cara belajar menagjar, memberikan perbaikan dan
pengayaan bagi anak didik, serta menempatkan anak didik pada situasi belajar
mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Dan
juga untuk memperbaiki atau mendalami dan memperluas pelajaran, dan yang
terakhir untuk memberitahuakan/melaporkan kepada para orang tua /wali anak
didik mengenai penentuan kenaikan kelas dan penentuan kelulusan anak didik.
3.
Fungsi evaluasi
Menurut Nana
Sudjana (1991:111) evaluasi berfungsi sebagai;
a. Untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan intruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui
tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh para siswa. Dengan kata
lain , dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa.
b. Untuk mengetahui
keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru. Denga
fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya pengajaran. Rendahnya hasil
belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tapi
bisa juga disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian ,
berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan
dalam memperbaiki tindakakan mengajar selanjutnya.
B.
Objek
Evaluasi
Menurut Nana Sudjana (1991:113) ada tiga sasaran
pokok evaluasi, yaitu:
a.
Segi tingkah
laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, dan keterampilan siswa
sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
b.
Segi sisi
pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang diberikan guru dalam proses
belajar mengajar.
c.
Segi yang
menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri. Proses belajar mengajar perlu
penilaian secara objektif dari guru, sebab baik tidaknya proses mengajar dan
belajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai siswa.
C.
Jenis-Jenis
Evaluasi
1.
Evaluasi
Formatif
yaitu evaluasi
yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran
tertentu.
2.
Evaluasi
Subsumatif/Sumatif
Evaluasi
submatif ialah penilaian yang dilaksanakan setelah beberapa satuan pelajaran
diselesaikan, dilakukan pada perempat atau tengah semester. Sedangkan evaluasi
sumatif ialah penilaian yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran suatu program
atau sejumlah unit pelajaran tertentu. Dengan manfaat untuk menilai hasil
pencapaian siswa terhadap tujuan suatu program pelajaran dalam suatu periode
tertentu seperti semester atau akhir tahun pelajaran.
3.
Evaluasi Kokulikuler
Adalah kegiatan
yang dilakukan di luar jam pelajaran yang ditentukan. Melalui
penugasan-penugasan atau pekerjaan rumahyang menjadi pasangan kegiatan
intrakulikuler. Dengan harapan agar anak didik lebih mendalami dan menghayati
apa yang dipelajari dalam kegiatan Intrakulikuler. (Intrakulikuler adalah
kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan penjatahan waktu sesuai dengan
struktur program.).
4.
Evaluasi
Ekstrakulikuler
Ialah kegiatan
di luar jam pelajaran, yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah. Dengan
maksud untuk memperluas pengetahan siswa, mengenal hubungan antara bagaimana
mata pelajaran atau bidang pengembangan, menyalurkan bakat dan minat yang
menunjang pencapaian tujuan instruksional.
D.
Jenis-jenis
Alat Evaluasi
1.
Tes
Ditinjau dari
segi pelaksanaan, tes terdiri dari:
a.
Tes tertulis (Written Test)
b.
Tes Lisan (Oral Test)
c.
Tes Perbuatan (Performance Test)
2.
Notes
Ditinjau dari
segi pelaksanaannya, note berupa:
a.
Wawancara
b.
Pengamatan (Observasi)
c.
Studi Kasus
d.
Skala Penilaian
(Rating Scale)
e.
Inventory
E.
Beberapa
Syarat Penyusunan Alat Evaluasi
W.S. Winkel membaginya menjadi:
1. Validitas, yang berarti bahwa metode dan alat
harus benar-benar meneliti apa yang direncanakan untuk diteliti.
2. Reliabilitas, yang menyangkut ciri-ciri pada
metode dan alat evaluasi untuk menghasilkan gambaran tentang derajat prestasi
belajar yang benar-benar dapat dipercaya (terandalkan).
Dan Winarno Surakhmad (199), membaginya menjadi tiga
faktor utama, yaitu:
a.
Faktor penilai
b.
Faktor materi
c.
Faktor
pengalaman
F.
Contoh
Soal untuk tiap Jenjang Kemampuan
1.
Ingatan : Adalah
kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali tentang sesuatu.
Contoh: Daerah
penghasil jagung utama Indonesia adalah….
a.
Jawa Barat c. Sumatra Barat
b.
Lampung d. Madura
2.
Pemahaman:
Adalah kemampuan untuk memahami sesuatu yang berarti mengetahui terlebih dahulu
tentang sesuatu hal serta melihatnya dari berbagai sisi, apakah dengan
menguraikan, menerangkan, atau memperluas arti suatu istilah.
Contoh: dalam arti
luas pertanian itu meliputi….
a.
Pertanian bahan pangan,
kehutanan, dan peternakan.
b.
Pertanian bahan
pangan, kehutanan, peternakan, perikanan.
c.
Pertanian bahan
pangan, perkebunan, kehutanan perikanan, dan peternakan.
d.
Perkebuanan,
kehutanan, perikanan, dan peternakan.
3.
Penerapan
(Aplikasi) Adalah proses berpikir setingkat lebih tinggi dari pemahaman. Dalam
aplikasi, siswa diharapkan mampu memilih, menggunakan, dan menerapkan dengan
tepat suatu teori, hukum, metode pada situasi baru atau situasi lain.
Contoh: Seorang
petani memiliki sebidang tanah yang luasnya 250 m² yang ditanami pohon
Albasiah, tiap 5 m² ditanami 1 batang pohon. Maka, berapa batang pohon yang
diperlukan untuk ditanam pada tanah lahan tersebut?
a.
45 batang pohon c. 50 batang pohon
b.
48 batang pohon d. 55 batang pohon
4.
Analisis: adalah
suatu kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan nenurut
bagian-bagian yang lebih kecil (komponen) atau faktor-faktor penyebabnya dan
mampu memahami hubungan di anatara bagian/faktor yang satu dengan lainnya.
Contoh: Faktor
penyebab terjadinya kesulitan belajar pada anak berasal dari diri anak itu
sendiri (internal) dan dari luar diri anak (eksternal). Kedua faktor ini
memiliki variabel tersendiri, faktor internal memiliki variabel-variabel
sebagai berikut……
a.
Kurikulum, buku
pelajaran, metode mengajar.
b.
Bakat, minat,
kemampuan, kecerdasan, dan usia.
c.
Sekolah,
fasilitas belajar, masyarakat.
d.
Ekonomi orang
tua, status sosial oarang tua, dan pergaulan.
e.
Guru, teman
sejawat, lokasi sekolah.
5.
Sintesis : Suatu kemampuan berpikir yang merupakan
kebalikan dari proses analisis, suatu proses yang memadukan bagian-bagian, atau
unsur secara logis sehingga menjadi suatu pola struktur untuk bentuk yang baru.
Contoh : Dengan
memperhatikan gejala-gejala yang tampak, seperti anak suka melamun, mudah
melupakan pelajaran, tidak memiliki bakat, dan sering sakitan.
Variabel-variabel tersebut apabila dibiarkan akan mengakibatkan…..
a.
Meningkatnya
prestasi hasil belajar
b.
Menambah beban
bagi guru dalam mengajar
c.
Mempermudah
tugas guru dalam mengajar
d.
Menyebakan
terjadinya kesulitan/kesukaran dalam belajar
e.
Berfungsi
petugas bimbingan dalam belajar
6.
Evaluasi :
jenjang terjadinya dalam kognitif, yang merupakan kemampuan untuk dapat
memberikan pertimbangan terhadap situasi , nilai-nilai, ide-ide berdasarkan
patokan atau kriteria tertentu. Kriteria ini dilihat dari berbagai segi seperti
ketepat-gunaan, ketepatan waktu, dampak/pengaruh sampingan, keuntungan, dan
kerugian, dan sebagainya.
Contoh :
Ditinjau dari segi pendidikan, program nasional keluarga berencana memiliki
tujuan yang di anataranya….
a.
Meningkatnya
jumlah anak usia sekolah
b.
Kualitas
pendidikan menurun
c.
Daya tampung
sekolah menjadi terbatas
d.
Meningkatkan
daya tampung serta kualiatas pendidikan
G.
Penyusunan
Soal Tes dan Kaidah Penulisannya
1.
Penyusunan soal
tes bentuk objektif
1.
Benar – salah (True-False)
2.
Pilihan ganda (Multiple-Choice)
Dikembangkan dalam
beberapa variasi;
1.
Melengkapi
pilihan
2.
Hubungan antara
hal/analisis hubungan
3.
Analisis kasus
4.
Asosiasi pilihan
ganda
5.
Menjodohkan (Matching)
6.
Melengkapi (Completion)
2. Penyusunan
Soal Tes Bentuk Perbuatan/Tindakan
Contoh : Bila rumusan TIK berbunyi:
1.
Siswa dapat
mengerjakan salat.
2.
Siswa dapat
mengerjakan wudu.
3. Penyusunan
Soal Tes Bentuk Uraian
Terdiri dari dua macam, yaitu
uraian bebas yakni saat siswa akan menjawab secara bebas tentang suatu masalah
yang ditanyakan. Uraian terbatas yaitu jawaban siswa dibatasi, sebab bila tidak
dibatasi, jawaban yang akan diberikan siwa beraneka ragam.
4. Pemeriksaan
Tes Hasil Belajar (Koreksi)
a. Item bentuk objektif
- Tanpa menggunakan rumus.
- Dengan menggunakan rumus.
b. Item Bentuk Esai atau Tes Uraian
H. Pengolahan
Hasil dan Penafsiran Data
Keterangan:
|
M = Mean
(Nilai rata-rata)
|
N = Banyaknya individu
|
S X = Jumlah
nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap individu.
|
1. Cara mencari nilai rata-rata (mean)
M = S X
N
2. Cara mencari rengking
Mengurutkan
skor dari nilai terbersar sampai terkecil.
3. Cara menentukan nilai rapor
Keterangan:
|
N= Nilai rapor
|
p = Nilai rata-rata tes
subsumatif
|
q = Nilai rata-rata
kegiatan kokulikurer
|
r = Nilai tes sumatif
|
N= 2p+q+2r
5
I. Acuan
Penilaian
1. Penilaian Acuan Norma (PAN)
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
J. Pemanfaatan
Hasil Penilaian
1. Tes
Formatif
2. Tes Sumatif
3. Tes Penempatan
4. Tes Diagnostik
K. Penilaian,
Kelakuan, Kerajinan, dan Kerapian Anak Didik
Kelakuan :
a.
Tidak pernah
terlibat perkelahian
b.
Selalu bersikap
sopan santun
c.
Tidak pernah
merokok di sekolah dan dimanapun
d.
Tidak pernah
mabuk/teler, dsb.
Kerajinan :
a.
Presensi
kehadiran baik
b.
Tidak pernah
terlambat masuk sekolah.belajar
c.
Selalu mengikuti
upacara sekolah, dsb.
Kerapian :
a.
Memakai badge
b.
Memakai tanda
lokasi/atribut/nama
c.
Warna hem dan
celana/rok sesuai ketentuan, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar