Indah rasanya saat kita berdua berjalan beriringan. Berpegang tangan, ketika kita benar-benar telah halal di persatukan dalam ikatan pernikahan, disandingkan dalam pelaminan. Saling tersenyum dalam kebahagiaan, menatap dalam kehangatan, saling menyalami dengan ucapan selamat. Membungkus doa dalam setiap ridho dan restu. Kau pakai seperangkat pakaian khas berwana putih bersih dengan keris di pinggang. Melangkah menuju rumahku, meminta kedua orang tua ku untuk memberikan ku padamu seutuhnya, untuk kau cintai hingga mati, untuk kau tuntun di dunia dan akhirat. Selanjutnya kau pinang aku dengan bismillah, mengucapkan ijab dan qobul. Menyentuh tanganku dan kemudian ku kecup tanganmu dengan penuh rasa cinta yang mendalam.
Kita lewati hari-hari dengan penuh rasa suka cita. Dengan canda dan tawa, dengan cinta dan air mata, dengan pertengkaran dan kemudian berbaikan. Apa kau ingat itu? hingga kita ditipkan buah hati yang lucu dan menggemaskan. Membuat mahligai penihakahan yang kita bangun bersama semakin lengkap. Meski hidup dalam rumah kecil sederhana, tapi denganmu aku bahagia, denganmu aku merasa sangat tenang. Berbagi denganmu kala suka dan duka. Membuat semuanya terasa sangat mudah dan ringan.
Ada saat dimana aku benar-benar di uji, tak melulu dalam keadaan bahagia diringin sehat yang luar biasa. Dimana Allah sedang menguji ketaanku. Kala engkau terbaring sakit tak berdaya, kala anak-anak kita berada dalam duka. Aku mencoba tegar dalam setiap kasih-Nya. Aku percaya jika ini merupakan kasih sayang yang diberikan-Nya padaku. Lewat cobaan yang hinggap dalam hari hariku kemudian.
Kubelai engkau dalam tidurmu, ku tuangkan air putih untuk kau minun, kau suapi kau makan dengan sepiring nasi dan lauk yang kau suka. Ku bersyukur kau begitu sabar. Hampir aku menitikan air mata kala engkau benar-benar meresa kesakitan, menahan sesak yang tak tertahankan membuatku menitika kesedihanku juga di hadapanmu. Ku kecup engkau dari dahi hingga bibir, ku sentuh tanganmu dan ku pegang erat hingga ku elus sampai kau merasa tenang.
Perjuangan yang tak terlukiskan, kala malam berdiri aku menemanimu yang terus merasa kesakitan meski aku benar-benar mengantuk dan membuka setengah mataku, tapi aku selalu mengingatkan engkau agar selalu ingat pada yang maha kuasa, berusaha untuk menguatkan engkau supaya tegar dan sabar. Mengelus tubuhmu dalam kasih sayang. Mencoba menenangkan meski aku tak tahu bagai mana cara untuk menyembuhkan.
Kita telah berjuang cukup lama hingga kau tak kuat lagi menahan semuanya, ku ikhlaskan, sampai kau benar-benar tiada, dibalut kain kafan dan di gotong menuju liang lahat. Diantarkan para pelayat dengan solawat. Menaburi gunukan tanah yang menimbunmu dengan doa dan bunga yang harum. Aku menangis tersedu-sedu melihat engkau pergi sebelum aku. Meninggalkan aku sendir di sini.
Suamiku tercinta, terima kasih telah mencintaiku hingga akhir hayatmu, hingga akhir kau menghembuskan nafasmu. Terima kasih atas cinta yang kau berikan padaku. Ku dokan engkau hidup dalam kebahagian di sana. Doakan anak-anakmu di sini agar hidup bahagia. Beri aku kekuatan menjalani hidup ini, meski kini aku tanpamu. Suamiku tercinta ijinkan aku katakan lagi jika “Aku sangat mencintaimu.”
Inspirasi::
cerita dari dua orang yang paling special. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar