Minggu, 24 Juni 2012

Kamis, 14 Juni 2012

~ Klausa ~

Klausa terdiri dari satuan gramatik S P (O) (PEL) (KET). Yang paling penting dalam klausa adalah terdapatnya satuan gramatik P (predikat).

Unsur-unsur klausa; 
1. Fungsi
2. Katagori
3. Peran

Berdasarkan jenis strukturnya, klausa terdiri atas;
1. Klausa Lengkap
    a. Susun biasa.
        Contoh : Saya sedang membaca buku.
    b. Susun balik / inversi.
        Contoh : Buku sedang di baca oleh saya.
2. Klausa tidak lengkap (hanya terdapat Predikat saja)
    Contoh : Sedang belajar.

Katagori yang menduduki P (predikat) 
1. Klausa Nominal
    Klausa yang predikatnya terdiri dari golongan "N" nominal.
    Contoh : Rani itu siswa SMA.
2. Klausa Verbal 
    Klausa yang predikatnay terdiri dari golongan "V" verbal.
    Contoh : Ande mengerjakan tugas linguistik. 
3. Klausa Bilangan 
   Klausa yang predikatnya berupa kata bilangan.
   Contoh : Telur sepuluh butir.
4. Klausa Depan 
    Klausa  yang predikatnya terdiri dari frase depan yang diawali oleh kata depan sebagai penanda.
    Contoh : Ibu ke sawah.
                  Rusi di kelas.
kata depan :: di, ke, untuk, dari. Disebut juga AKSIS.

Apabila kita bertemu dengan kalimat ---> Pergi! atau Ayo! , maka itu disebut dengan klausa minor atau tanklausa.

Kalimat Berklausa dan Kalimat Tidak Berklausa

Kalimat berklausa adalah kalimat yang terdiri dari satuan klausa. Klausa yaitu terdiri dari subjek, predikat (O) (Pel) (Ket).Yang terdapat dalam tanda kurung mendakan bersifat mana suka. Dengan kata lain boleh ada boleh tidak. Lebih ringkas jika suatu kalimat di katakan berklausa apabila memiliki satuan gramatik Subjek, Predikat.

Contoh :

* Dia / pergi / ke Bandung / besok. (S / P-/ Ket. Tempat / Ket. Waktu)

Dalam satu kalimat juga bisa terdiri dari dua klausa.
Contoh:
* semua itu adalah miliknya, bahkan aku pun menjadi miliknya bila aku turun ke darat.

Yang bukan klausa, contohnya:
*Selamat pagi!


IBM (Interaksi Belajar Mengajar)


PEMILIHAN METODE MENGAJAR DALAM RANGKA INTERAKSI EDUKATIF

Metologi pembelajaran berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pengajaran. Bersifat netral dan umum, tidak diwarnai oleh satu bidang pung. Tetapi mengandung unsur-unsur inovatif, karena memberikan alternatif lain yang dapat dipergunakan di kelas. Ilmu ini bersifat luwes. Pada penggunaannya harus berdasarkan pertimbangan;
1.      Selalu berorientasi pada tujuan;
2.      Tidak terikat hanya pada satu alternatif saja;
3.      Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode, serta;
4.      Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lainnya.
A.    Metode Belajar dan Prinsip-prinsip Belajar
Mansyur (1991:45), mengatakan bahwa mentode mengajar berhubungan erat dengan prinsip-prinsip belajar. Untuk mendukung pendapatnya, Mansyur meruskan rumusan;
1.      Metode Mengajar dan Motivasi
2.      Metode Mengajar dan Aktivitas Anak Didik
3.      Metode Mengajar dan Perbedaan Individual
4.      Metode Mengajar dan Umpan Balik
5.      Metode Mengajar dan Pengalihan
6.      Metode Mengajar dan Penyususnan Pemahaman yang logis dan Psikologis
B.     Metode Mengajar Berdasarkan CBSA dan Keterampilan Proses
Pada metode ini pendekatan yang dapat guru lalukan misalnya pendekatan klasikal, kelompok, atau individual. Pendekatan klasikal lebih cenderung melibatkan seluruh anak didik. Berbeda dengan pendekatan kelompok , anak didik dibagi ke dalam beberapa kelompok. Jumlah anak didik dalam kelas dan jumlah anak didik dalam kelompok di sesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan dalam pendekatan individual, guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap anak didik di kelas.
Sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas, sedangkan anak didik di berikan kesempatan untuk aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
C.    Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Mengajar
1.      Berpedoman pada tujuan
2.      Perbedaan individual anak didik
3.      Kemampuan guru
4.      Sifat bahan pelajaran
5.      Situasi kelas
6.      Kelengkapan fasilitas
7.      Kelebihan dan kelemahan metode
D.    Pemilihan Metode Mengajar Berdampak Langsung dan Berdampak Pengiring
Metode mengajar berdampak langsung adalah metode yang menghasilkan hasil yang dirasakan dalam waktu dekat. Sedangka Metode mengajar berdampak pengiring adalah metode yang menghasilkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama.
Dengan kata lain dampak langsung adalah tujuan yang secara langsung akan dicapai melalui pelaksannan program pengajaran yang dilaksanakan guru setelah selesai suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif. Dampak pengiring adalah hasil pengajaran yang tidak langsung dapat diukur dan tidak mesti dicapai ketika berakhirnya suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif, namun hasilnya diharapkan akan berpengaruh kepada anak didik.
E.     Macam-macam Metode Interaksi Edukatif
1.      Metode proyek
2.      Metode eksperimen
3.      Metode pemberian tugas dan resitasi
4.      Metode diskusi
5.      Metode bermain peran
6.      Metode sosiodrama
7.      Metode demonstrasi
8.      Metode karyawisata
9.      Metode tanya jawab
10.  Metode latihan
11.  Metode bercerita
12.  Metode ceramah 




EVALUASI HASIL INTERAKSI EDUKATIF
A.    Makna, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi
1.      Makna evaluasi
Evaluasi adalah suatu tindakan yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun kualitataif.
2.      Tujuan evaluasi
Tujuannya adalah untuk memperbaiki cara belajar menagjar, memberikan perbaikan dan pengayaan bagi anak didik, serta menempatkan anak didik pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Dan juga untuk memperbaiki atau mendalami dan memperluas pelajaran, dan yang terakhir untuk memberitahuakan/melaporkan kepada para orang tua /wali anak didik mengenai penentuan kenaikan kelas dan penentuan kelulusan anak didik.
3.      Fungsi evaluasi
Menurut Nana Sudjana (1991:111) evaluasi berfungsi sebagai;
a.       Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh para siswa. Dengan kata lain , dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa.
b.      Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru. Denga fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya pengajaran. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tapi bisa juga disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian , berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki tindakakan mengajar selanjutnya.
B.     Objek Evaluasi
Menurut Nana Sudjana (1991:113) ada tiga sasaran pokok evaluasi, yaitu:
a.       Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, dan keterampilan siswa sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
b.      Segi sisi pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang diberikan guru dalam proses belajar mengajar.
c.       Segi yang menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri. Proses belajar mengajar perlu penilaian secara objektif dari guru, sebab baik tidaknya proses mengajar dan belajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai siswa.
C.    Jenis-Jenis Evaluasi
1.      Evaluasi Formatif
yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran tertentu.
2.      Evaluasi Subsumatif/Sumatif
Evaluasi submatif ialah penilaian yang dilaksanakan setelah beberapa satuan pelajaran diselesaikan, dilakukan pada perempat atau tengah semester. Sedangkan evaluasi sumatif ialah penilaian yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu. Dengan manfaat untuk menilai hasil pencapaian siswa terhadap tujuan suatu program pelajaran dalam suatu periode tertentu seperti semester atau akhir tahun pelajaran.
3.      Evaluasi Kokulikuler
Adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang ditentukan. Melalui penugasan-penugasan atau pekerjaan rumahyang menjadi pasangan kegiatan intrakulikuler. Dengan harapan agar anak didik lebih mendalami dan menghayati apa yang dipelajari dalam kegiatan Intrakulikuler. (Intrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan penjatahan waktu sesuai dengan struktur program.).
4.      Evaluasi Ekstrakulikuler
Ialah kegiatan di luar jam pelajaran, yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah. Dengan maksud untuk memperluas pengetahan siswa, mengenal hubungan antara bagaimana mata pelajaran atau bidang pengembangan, menyalurkan bakat dan minat yang menunjang pencapaian tujuan instruksional.
D.    Jenis-jenis Alat Evaluasi
1.      Tes
Ditinjau dari segi pelaksanaan, tes terdiri dari:
a.       Tes tertulis (Written Test)
b.      Tes Lisan (Oral Test)
c.       Tes Perbuatan (Performance Test)
2.      Notes
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, note berupa:
a.       Wawancara
b.      Pengamatan (Observasi)
c.       Studi Kasus
d.      Skala Penilaian (Rating Scale)
e.       Inventory
E.     Beberapa Syarat Penyusunan Alat Evaluasi
W.S. Winkel membaginya menjadi:
1. Validitas, yang berarti bahwa metode dan alat harus benar-benar meneliti apa yang direncanakan untuk diteliti. 
2. Reliabilitas, yang menyangkut ciri-ciri pada metode dan alat evaluasi untuk menghasilkan gambaran tentang derajat prestasi belajar yang benar-benar dapat dipercaya (terandalkan).
Dan Winarno Surakhmad (199), membaginya menjadi tiga faktor utama, yaitu:
a.       Faktor penilai
b.      Faktor materi
c.       Faktor pengalaman
F.     Contoh Soal untuk tiap Jenjang Kemampuan
1.      Ingatan : Adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali tentang sesuatu.
Contoh: Daerah penghasil jagung utama Indonesia adalah….
a.       Jawa Barat                              c. Sumatra Barat
b.      Lampung                                 d. Madura
2.      Pemahaman: Adalah kemampuan untuk memahami sesuatu yang berarti mengetahui terlebih dahulu tentang sesuatu hal serta melihatnya dari berbagai sisi, apakah dengan menguraikan, menerangkan, atau memperluas arti suatu istilah.
Contoh: dalam arti luas pertanian itu meliputi….
a.       Pertanian bahan pangan, kehutanan, dan peternakan.
b.      Pertanian bahan pangan, kehutanan, peternakan, perikanan.
c.       Pertanian bahan pangan, perkebunan, kehutanan perikanan, dan peternakan.
d.      Perkebuanan, kehutanan, perikanan, dan peternakan.
3.      Penerapan (Aplikasi) Adalah proses berpikir setingkat lebih tinggi dari pemahaman. Dalam aplikasi, siswa diharapkan mampu memilih, menggunakan, dan menerapkan dengan tepat suatu teori, hukum, metode pada situasi baru atau situasi lain.
Contoh: Seorang petani memiliki sebidang tanah yang luasnya 250 m² yang ditanami pohon Albasiah, tiap 5 m² ditanami 1 batang pohon. Maka, berapa batang pohon yang diperlukan untuk ditanam pada tanah lahan tersebut?
a.       45 batang pohon                     c. 50 batang pohon
b.      48 batang pohon                     d. 55 batang pohon
4.      Analisis: adalah suatu kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan nenurut bagian-bagian yang lebih kecil (komponen) atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan di anatara bagian/faktor yang satu dengan lainnya.
Contoh: Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar pada anak berasal dari diri anak itu sendiri (internal) dan dari luar diri anak (eksternal). Kedua faktor ini memiliki variabel tersendiri, faktor internal memiliki variabel-variabel sebagai berikut……
a.       Kurikulum, buku pelajaran, metode mengajar.
b.      Bakat, minat, kemampuan, kecerdasan, dan usia.
c.       Sekolah, fasilitas belajar, masyarakat.
d.      Ekonomi orang tua, status sosial oarang tua, dan pergaulan.
e.       Guru, teman sejawat, lokasi sekolah.
5.      Sintesis :  Suatu kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses analisis, suatu proses yang memadukan bagian-bagian, atau unsur secara logis sehingga menjadi suatu pola struktur untuk bentuk yang baru.
Contoh : Dengan memperhatikan gejala-gejala yang tampak, seperti anak suka melamun, mudah melupakan pelajaran, tidak memiliki bakat, dan sering sakitan. Variabel-variabel tersebut apabila dibiarkan akan mengakibatkan…..
a.       Meningkatnya prestasi hasil belajar
b.      Menambah beban bagi guru dalam mengajar
c.       Mempermudah tugas guru dalam mengajar
d.      Menyebakan terjadinya kesulitan/kesukaran dalam belajar
e.       Berfungsi petugas bimbingan dalam belajar
6.      Evaluasi : jenjang terjadinya dalam kognitif, yang merupakan kemampuan untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap situasi , nilai-nilai, ide-ide berdasarkan patokan atau kriteria tertentu. Kriteria ini dilihat dari berbagai segi seperti ketepat-gunaan, ketepatan waktu, dampak/pengaruh sampingan, keuntungan, dan kerugian, dan sebagainya.
Contoh : Ditinjau dari segi pendidikan, program nasional keluarga berencana memiliki tujuan yang di anataranya….
a.       Meningkatnya jumlah anak usia sekolah
b.      Kualitas pendidikan menurun
c.       Daya tampung sekolah menjadi terbatas
d.      Meningkatkan daya tampung serta kualiatas pendidikan

G.    Penyusunan Soal Tes dan Kaidah Penulisannya
1.      Penyusunan soal tes bentuk objektif
1.      Benar – salah (True-False)
2.      Pilihan ganda (Multiple-Choice)
Dikembangkan dalam beberapa variasi;
1.      Melengkapi pilihan
2.      Hubungan antara hal/analisis hubungan
3.      Analisis kasus
4.      Asosiasi pilihan ganda
5.      Menjodohkan (Matching)
6.      Melengkapi (Completion)
2.  Penyusunan Soal Tes Bentuk Perbuatan/Tindakan
Contoh : Bila rumusan TIK berbunyi:
1.      Siswa dapat mengerjakan salat.
2.      Siswa dapat mengerjakan wudu.
3.  Penyusunan Soal Tes Bentuk Uraian
Terdiri dari dua macam, yaitu uraian bebas yakni saat siswa akan menjawab secara bebas tentang suatu masalah yang ditanyakan. Uraian terbatas yaitu jawaban siswa dibatasi, sebab bila tidak dibatasi, jawaban yang akan diberikan siwa beraneka ragam.
4.  Pemeriksaan Tes Hasil Belajar (Koreksi)
a. Item bentuk objektif
- Tanpa menggunakan rumus.
- Dengan menggunakan rumus.
b. Item Bentuk Esai atau Tes Uraian
H. Pengolahan Hasil dan Penafsiran Data
Keterangan:
M = Mean (Nilai rata-rata)
N = Banyaknya individu
S X  = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap individu.
1. Cara mencari nilai rata-rata (mean)
          M = S X                     
                   N
2. Cara mencari rengking
    Mengurutkan skor dari nilai terbersar sampai terkecil.
3. Cara menentukan nilai rapor
Keterangan:
N= Nilai rapor
p = Nilai rata-rata tes
subsumatif
q = Nilai rata-rata
kegiatan kokulikurer 
r = Nilai tes sumatif
    N= 2p+q+2r         
               5                

               
I. Acuan Penilaian
1. Penilaian Acuan Norma (PAN)
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
J. Pemanfaatan Hasil Penilaian
1.  Tes Formatif
2. Tes Sumatif
3. Tes Penempatan
4. Tes Diagnostik
K. Penilaian, Kelakuan, Kerajinan, dan Kerapian Anak Didik
     Kelakuan :
a.       Tidak pernah terlibat perkelahian
b.      Selalu bersikap sopan santun
c.       Tidak pernah merokok di sekolah dan  dimanapun
d.      Tidak pernah mabuk/teler, dsb.
Kerajinan :
a.       Presensi kehadiran baik
b.      Tidak pernah terlambat masuk sekolah.belajar
c.       Selalu mengikuti upacara sekolah, dsb.
Kerapian :
a.       Memakai badge
b.      Memakai tanda lokasi/atribut/nama
c.       Warna hem dan celana/rok sesuai ketentuan, dsb. 


<Guru dan anak didik dalam interaksi edukatiff> Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag.  Tugas Rangkuman.